Minggu, 13 Januari 2008

Bencong... Oh... Bencong... (part1)

Malam tahun baru kemaren adalah malam tahun baru yang menyebalkan dan mengerikan bagi gue. Bagaimana gak menyebalkan coba, udah ditinggal sendirian dirumah dikarenakan ortu dan adek gue yang pergi ke tempat ultah sepupu gue yang rumahnya jauh banget dari rumah gue. Sedangkan gue, baru saja datang dari tempat kerja yang berada didalam kampus gue sendiri. Itu pun diperparah dengan turunnya sang hujan yang tiba-tiba… BYUUUUURR.

Udah bingung mau ngapain, sambil ngelamun (heh jangan piktor kalo ngelamun) mau ngapain aja nih sendirian dirumah utawa lonelyboy aja, eh tiba-tiba…

Pet … Mati lampu (emang gitu yak bunyi mati lampu ?).

“Kampret, kancil, mati lampu.” ,gue maki-maki. “Sial mau ngapain nih dirumah sendirian gini diperparah dengan datangnya sang hujan dan mati lampu lagi.” ,gumamku lagi. “Masa cuma tidur dan gak ada kerjaan gini sih dimalam tahun baru gini.” Pikirku.

Entah setan darimana tau-tau nyelonong begitu saja masuk ke pikiranku tanpa ijin dan berbisik “mending lo cabut aja deh daripada bingung mo ngapain dirumah.”. “Benar juga nih, mending aku cabut dah daripada sendirian dirumah.” Pikirku. “Cuma mau kemana yak cabutnya. Bodo dah, yang penting keluar siapa tau bisa dapat inspirasi atau malah bisa kongkow sama teman-teman cyclist lainnya.” gumam gue gak jelas.

Akhirnya aku keluarin juga sepeda (tanpa mesin) MTB gue yang setia membawa kemana pun diri ini menginginkannya (halah). Gue liat cuaca yang tadinya hujan, eh ternyata sudah reda begitu gue mengeluarkan sepeda. Gue langsung saja menutup dan mengunci rumah dan jendela rapat-rapat supaya tidak kemalingan (ngomong aja takut).

Waktu mau cabut dari rumah, tiba-tiba sang malaekat tercinta tiba-tiba nyelonong masuk tanpa ijin dariku (emang harus ijin yak malaekat masuk ke otak utawa pikiran). Sang malaekat tercinta (halah) membisikkan kepada gue untuk SMS ortu kalo mo cabut dan memberitaukan kapan gue balik ke rumah dan jangan lupa bawa buku-buku sang (maha) guru inspirator Raditya “Kambing Jantan Brontosaurus Radikus” Dika lengkap dari edisi orang gila sampai sang pemakan (segala) kakus.

“wah jenius banget nih sang malaekat”, pikir gue.

Akhirnya gue mutusin untuk sms ortu yang isinya ijin cabut dari rumah dan kasih ta(h)u kapan diriku balik kerumah plus mengambil buku-buku sang (maha) guru Raditya Dika (harap maklum deh, pengen mengikuti jejak gak jelas dari sang guru).

“OK enough” gumam gue setelah semuanya selesai. Akhirnya (senang) bisa cabut. Hal pertama yang ada dipikiranku adalah kumpul sama teman-teman cyclist yang ada di Malioboro (bukan merek rokok) Jogja.

Tidak ada komentar: